Sejarah Desa
<p style="text-align: justify; ">Download <a href="/storage/desabaha/file/SEJARAH_DESA BAHA.doc">SEJARAH_DESA BAHA</a></p> <p style="text-align: justify; "><strong><font color="#000000" face="Open Sans, Arial, sans-serif"><span style="font-size: 14px;">Sejarah Desa Baha</span></font></strong></p> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="tab-stops:72.0pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><span style="letter-spacing:0.4pt">Pemberian sebuah nama tarhadap suatu Desa tak dapat dilepaskan dari asal usul desa tersebut berdasarkan sumber-sumber yang dapat dipercaya, baik berupa tulisan,  babad, lontar, benda-benda peninggalan sejarah, serta terhadap penamaan-penamaan  dari suatu tempat dan lain-lain. </span></span></span></span><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Sebelum kami mengutarakan asal – usul Desa Baha terlebih dahulu kami mohon maaf kepada semua fihak, apabila dalam uraian kami terdapat kesalahan atau kekeliruan, yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dalam sejarah, maupun keterbatasan sumber-sumber buku yang dipakai pedoman dan keterbatasan nara sumber yang mengetahui sejarah Desa.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Disamping itu kami tidak lupa menyampaikan banyak – banyak terima kasih kepada  fihak – fihak  yang telah memberikan keterangan – keterangan dan bukti – bukti peninggalan sejarah terkait keberadaan Desa Baha.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Sesungguhnya sampai saat ini sejarah / asal – usul berdirinya Desa Baha belum diketahui secara pasti, sebab sampai saat ini belum pernah ditemukan babad maupun tulisan – tulisan yang memuat sejarah Desa Baha.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Usaha-usaha untuk menelusuri dan mencari babad,likita dan sejenisnya yang berisi sejarah Desa Baha terus dilakukan namun belum juga membuahkan hasil yang maksimal. Namun dengan segala keterbatasan kami, berdasarkan tulisan-tulisan yang ada yang menceritakan tentang asal-usul Desa Baha dan juga berdasarkan keterangan / cerita para tetua/tokoh masyarakat Desa Baha akhirnya kami dapat merangkum cerita asal-usul Desa Baha yang sudah tentu jauh dari kesempurnaan.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> “ </span></span></span></span></strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><b><st1:place w:st="on"><strong>Om</strong></st1:place></b></span></span></span></span><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> Awignamastu “</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">   Semoga atas asung kerta wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi Wasa, TuhanYang Maha Esa, Kami tidak mendapatkan marabahaya dan rintangan , begitu pula tidak terkena upadrawa dari Ida Betara betari yang sudah tenang bersemayam dialam sunya menghadap Ida Sanghyang Parama Wisesa.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">   Semoga beliau berkenan memberikan bimbingan maupun pawisik suci dalam penyusunan sejarah ini, sehingga dapat dikenang dan diteladani sifat-sifat kepahlawanan,kepemimpinan dan kebijaksanaan beliau oleh generasi generasi penerus, demi keharuman nama Desa Baha yang kita cintai, tempat kita berpijak dalam mengarungi pahit getirnya kehidupan. Asal-usul keberadaan Desa Baha tidak terlepas dan bermula dari perkembangan kehidupan masyarakat pada jaman kerajaan di </span></span></span></span></strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><st1:place w:st="on"><strong>Bali</strong></st1:place></span></span></span></span><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">     Diceritakan setelah  kerajaan Bedahulu dengan rajanya Sri Gajah Waktra dengan kedua patihnya yang terkenal yaitu Kebo Iwa dan Pasung Gerigis pada tahun caka 1265 berhasil ditaklukan oleh pasukan majapahit yang dipimpin oleh mahapatih Gajah Mada, keadaan masyarakat menjadi kacau, huru-hara terjadi dimana-mana,hal ini disebabkan karena tampuk pimpinan kerajaan  dalam keadaan kosong karena majapahit belum bisa menentukan / menempatkan seorang raja di Bali.Untuk mengatasi masalah tersebut atas ijin raja Majapahit kepada Patih wulung dan pemuka masyarakat untuk menentukan /memilih seorang raja mengisi tampuk pimpinan di Bali. Maka dinobatkan I Gusti Agung Pasek Gelgel sebagai raja </span></span></span></span></strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><st1:place w:st="on"><strong>Bali</strong></st1:place></span></span></span></span><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> dengan gelar Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">            Pada tahun caka 1272 raja majapahit menobatkan Sri Kresna Kepakisan sebagai adhipati Bali berkedudukan di Samprangan dengan di dukung oleh Para arya dari </span></span></span></span></strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><strong>Kediri</strong></st1:city></st1:place></span></span></span></span><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:72.0pt"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> dan Majapahit. Maka berakhirlah kekuasaan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel.Namun masyarakat Bali di pedesaan seperti Bali mula dan Bali aga tidak setuju dengan cara kepemimpinan Raja Sri Kresna Kepakisan karena kepemimpinan beliau tidak sesuai dengan tata cara masyarakat Bali, masyarakat menjadi kacau, huru – hara terjadi dimana-mana.Namun setelah mendapat nasehat dari raja majapahit melalui mahapatih Gajah Mada agar memimpin Bali sesuai dengan tatacara masyarakat dan menjadikan pemuka dan masyarakat sebagai saudara dan menempatkan sebagai unsur pimpinan di masyarakat maka keadaan menjadi aman dan keberadaan beliau diterima oleh rakyat.</span></span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">            Nama Desa Baha sendiri muncul di jaman kerajaan yang sedang  melakukan perluasan wilayah  atau saling Serang menyerang .  Kisahnya dimana ketika Raja Mengwi yang bergelar  Cokorde Dimade  pada tahun saka  1621, berniat  memperluas wilayah Kerajaan Mengwi, sasaran utama Sang Raja adalah  sebuah wilayah yang bernama Ayunan. Di Ayunan berkuasa seorang kesatria bernama Arya Ayunan, maka tak pelak lagi  Cokorde Dimade memukul gendang perang  pada Arya Ayunan . Persiapan pun dimulai , pasukan disiagakan dengan persenjantaan  siap tempur. Disekitar Mengwi pada waktu itu masih berhutan lebat Raja dan pasukan mulai  bergerak kea rah timur laut , tetapi di tengah perjalanan  kira – kira disebelah selatan alas Baha sekarang, rombongan terhenyak dihentikan oleh Komandan Pasukan , " kalian lihat disana ! " Kata Sang Raja " , api berkobar hendak menembus langit , Raja menudingkan telunjuknya kearah utara dan seluruh prajurit terkejut menyaksikan api yang merah menyala, langit legam membara. " ini pasti  ulah  Arya Ayunan ! kata  Raja ". Karena rombongan  menduga  Arya Ayunan telah membakar hutan untuk menghalangi  laju pasukan  kerajaan Mengwi, merkapun  segera  menghindar, menghelakan diri  dari amukan api , merka melangkah  masuk kedalam hutan sambil merundingkan  langkah selanjutnya. </span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Kemudian hutam ( alas ) itupun kemudian disebut Alas Baha, yang artinya  Lava Panas atau bara dan nama desapun muncul dari kejadian tersebut dan sampai saat ini desa kami di sebut sebagai Desa Baha</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Aneh , setelah kesepakatan itu  dicapai dalam rombongan , kobaran apipun lenyap tanpa bekas  dan kemudian muncul bau harum semerbak, rombongan itu lantas sepakat menyebut  hutan itu  sebagai alas harum dan sampai sekarang  di alas itu  ada Pura yang disebut pura Alas Arum.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Tapi belakangan nama Alas Baheng di Desa Baheng lebih dikenal dengan Alas Baha dan Desa Baha. Kata "Baha" yang oleh orang Bali sering diartikan bara atau lava panas dari api, ditulis menjadi "Baha".</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">            Kemudian Raja dan pasukan melanjutkan perjalanan ke arah timur, karena tujuan mereka tetap satu memperluas wilayah, menyerbu Arya Ayunan. Tapi hutan hutan lebat yang menghalangi perjalanan merekapun segera di rabas oleh seluruh rombongan.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Raja kemudian bersada, siapapun di antara rakyatku kelak tinggal di bekas hutan ini mereka harus menyebut tempat ini sebagai Desa Penyabetan, karena tempat ini dibangun hanyadengan mempergunakan sabetan sabet saja, dan kini wilayah itu di kenal dengan Banjar Pengabetan, yang masuk wilayah Desa Baha. Raja beserta rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke sebelah utara dan seorang anggota pasukan dipercaya untuk memimpin kerja tahap kedua ini. Ia kemudian diberi gelar sebagai Arya Kedua, wilayah itu pun kini disebut Banjar Kedua.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Diberi wilayah kekuasaan, Arya Kedua bersama anak buahnya girang bukan kepalang, mereka bersorak sorak, hingga suasana menjadi geger gegap gempita, di tempat mereka bersorak sorak kemudian disebut Gegaran, kini menjadi Banjar Gegaran.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">            Sibuk membatat hutan dan membangun wilayah, mereka sadar bahwa musuh kian dekat, rombongan kemudian bergerak kearah timur untuk menyiapkan segala peralatan tempurnya, semua peralatan dicoba seperti tulip, bedil dibunyikan, dan semua alat dicoba ternyata suara bedil paling keras, dan tempat itu kemudian disebut Banjar Bedil.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Untuk menghilangkan jejak, dari bunyi tadi, semua pasukan diperintahkan bergerak ke arah timur, sehingga mereka sampai pada   sebuah sungai yang sempit dan terjal. Raja bersama rombongan  ingin membersihkan diri ( mandi ) sebelum perang dilaksanakan, karena perang nanti berhasil atau tidak semua akan dihadapi dengan hati yang bersih. Mereka mandi berjejer keselatan, usai mandi komandan prajurit disuruh melapor, dan ternyata ada dua laporan  yang masuk kepada  raja, seorang komandan melaporkan bahwa pasukan sudah selesai mandi dan berpakaian ( pakai busana ) demikian juga laporan dari selatan  menyatakan bahwa pasukan di selatan juga sudah  berpakaian, dari dua tempat dengan laporan yang sama kemudian tempat itu diberi nama  Banjar Busana Kaja dan Busana Kelod.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Kisah perjalanan  pasukan raja ini juga menghasilkan nama sebuah Banjar yakni Banjar Cengkok, Ceriteranya setelah pasukan melakukan perjalanan dan dekat dengan daerah musuh, ada isyarat agar semua pasukan tiarap ( jongkok ). Sambil menyiapkan senjata dan kemudian nama ini berkembang menjadi cengkok dimana sekarang bernama Desa Adat Cengkok.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Ternyata Arya Ayunan sudah siaga menghadapi serbuan pasukan kerajaaan mengwi sehingga Raja Mengwi dari Cengkok memwerintahkan Arya Cengkok. Untuk mengadakan pengintaian terhadap kekuatan Arya Ayunan dan dari laporan yang masuk mengatakan Arya Ayunan ternyata dibantu oleh Arya Mambal.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Raja Mengwi akhirnya murka kemudian memerintahkan untuk menyerang Arya Mambal. Tapi dalam perjalanan penyerbuan pasukan terhalang air bah karena hujan sangat lebat secara terus menerus.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">            Raja Mengwi termangu, lama sekali termenung memikirkan keputusan yang harus diambil. Akhirnya penyerbuan ke Mambal dibatalkan, dan minat untuk membekuk Arya Ayunan di tangguhkan, gara – gara ke penet ( terhalang ) oleh air sungai kini sungai tersebut di sebut tukad penet, juga sebagai batas Desa Baha di sebelah timur. Sebuah perang dahsyat untuk menguasai dan memusnahkan sesama raja terhindarkan dan Raja Mengwi kembali ke Istana.</span></span></span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:150%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Demikianlah secara singkat dan ceritera – ceritera yang kami peroleh tentang berdirinya Desa Baha, dimana Desa Baha sekarang memiliki 2 ( dua ) Desa Adat yaitu ( Desa Adat Baha dan Desa Adat Cengkok dan 7 ( tujuh ) Banjar yaitu Banjar Pengabetan, Kedua, Gegaran, Bedil, Busana Kaja, Busana Kelod dan Cengkok.  </span></span></span></strong></p> <p style="text-align: justify; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"> </p>
25 May 2021